Aceh Timur/www mitra 86 sergap.com.
Rahwati (41)seorang janda dengan dua orang anak tinggal di gubuk reyot di Gampong Gajah Meuntah Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur,menjadi fakta nyata ketidak berdayaan di tengah kemiskinan yang melanda.
Janda dua anak ini hidup dalam serba kekurangan dan dan juga dalam kesulitan,tinggal di gubuk reyot berukuran 3X5 meter yang terbuat dari kontruksi kayu itupun sudah pada lapuk akibat di makan usia atap yang terbuat dari daun rumbia itu juga sudah bocor semuanya.
Rahwati tinggal di rumah yang tidak layak huni itu bersama kedua anak anaknya,Nurria Cindy(12)masih duduk di bangku SMP Kelas 1 dan Muhammad Teuku Farenda(10)kelas 6 SD.
Selama dua tahun ia berjuang sendiri untuk membesarkan ke dua anak anaknya demi menempuh pendidikan.
Saat di konfirmasi oleh media ini ia mengungkapkan dengan suara terbata bata bahwa,semenjak suami saya meninggal,saya terpaksa bekerja mencari sapu lidi dari pelepah sawit dengan penghasilan perharinya Rp:35000 bahkan terkadang dapat Rp:50,000,-ini saya lakukan demi untuk sesuap nasi dan jajan anak sekolah.
Kalau bantuan dari pemerintah Desa berupa BLT dulu ada saya terima,tapi
sejak tahun 2025 ini nama saya sebagai penerima BLT sudah di hapus,dengan alasan saya sudah ada gaji sebagai tukang sapu di kantor Desa sebesar Rp:150,000,-/bulannya.Ungkap Wati dengan nada sedih.
sejak tahun 2025 ini nama saya sebagai penerima BLT sudah di hapus,dengan alasan saya sudah ada gaji sebagai tukang sapu di kantor Desa sebesar Rp:150,000,-/bulannya.Ungkap Wati dengan nada sedih.
Salah satu perangkat Gampong Gajah Meuntah yang namanya di rahasiakan saat di tanyain oleh media ini terkait kenapa Rahwati di keluarkan sebagai penerima BLT,jawabnya adalah itu hasil sorotan TPG Pak,kalau saya kurang tau.Ucapnya.
Media ini heran dan penuh tanda tanya,apa hubungannya tukang sapu dengan BLT,sementara Wati di pekerjakan hanya sebagai tukang sapu dengan upah 150,000/bulannya,sedangkan BLT adalah hak 100% warga miskin ekskrim.Menurut pantauan media ini Rahwati adalah 100% tergolong kepada keluarga miskin Ekstrim.Tapi kenapa BLTnya di hilangkan...!!!
Media ini berharap kepada pemerintah Gampong Gajah Meuntah Kecamatan Sungai Raya dan kepada pihak Kecamatan agar mengkaji ulang terkait Rahwati di keluarkan sebagai penerima BLT.
Di saat media ini melihat dan meninjau langsung kelokasi,memang kondisi rumah Rahwati sangat tidak layak untuk di huni,di lihat dari sisi luar sudah banyak bahan dan dindingnya rata rata sudah pada bolong sehingga untuk menutupi lubang tersebut harus di tempel dengan baliho caleg.
Tak hanya itu,jika kita lihat di dalam kamar sangat berantakan,apa lagi di atas kelambu terbentang plastik warna biru untuk menahan air di saat musim hujan tiba dan untuk menutupi sinar matahari yang menembus dalam kamarnya.
Dewi,selaku tetangga Rahwati juga angkat bicara,kami sangat prihatin dengan kondisi keluarga ini,niat kami ingin membantu untuk membelikan atap rumahnya,namun tak kunjung tiba,karena penghasilan kami juga pas Pasan.Cetus Dewi.
Ironisnya,lanjut Dewi,rumah yang dia huni saat ini itupun di buat oleh warga setempat,karena almarhum suaminya memang tergolong kata gori orang yang tidak mampu sama sekali.
Sebenarnya kami sangat iba dengan kondisi keluarga Rahwati,kenapa tidak sebut Dewi,untuk menghidupkan kedua anak anaknya dia harus banting tulang mencari sapu lidi di kebun milik Gajah Meuntah dengan penghasilan yang cukup rendah.
Untuk itu,kami berharap kepada pemerintah Daerah segera turun tangan agar kehidupan keluarga mereka tidak terus hidup dalam kesulitan dan kemiskinan.Ungkap Dewi.
Warga lain juga mendesak,agar pemerintah Kabupaten Aceh Timur segera memberikan bantuan berupa rumah layak huni.
Ini adalah kisah nyata yang sedang di alami oleh seorang ibu dalam kondisi yang sangat sulit dan memperhatikan,untuk itu kami harap kepada Pemda jangan biarkan rakyat Mu tinggal di gubuk reyot seperti kandang kambing.
Liputan : Isa.Ismail.
0 Komentar